Memuakkan kalau lo harus memakan acar timun yang sebenarnya sangat enggak lo sukai....
memuakkan kalau lo harus minum jus mengkudu.. yang bauknya bikin seisi prut lo keluar,,
memuakkan kalau lo harus belajar menyulam, sedangkan lo hobby di musik,,,,
itu yang gw rasakan,,,,,
hanya karna posisi lo lebih dulu lahir,,, dan lo harus menjalan sebuah kewajiban, yang sebenarnya lo sendiri enggak tau, harus mulai dari mana, bagaimana, dan buat apa,,,
banyak yang bilang, anak pertama harus bisa lebih D.E.W.A.S.A,,,,
ok,,, gw mungkin bisa nerima kedudukan gw sebagai anak pertama,,,
yang punya kewajiban bantu orang tua untuk biayai sekolah adx gw < wlwpun bonyok enggak pernah maksa gw> pi tetep z,, gw,,, anak PERTAMA.,.,. sekali lagi anak PERTAMA..
lo harus tau posisi lo, lo harus tau kedudukan lo,,,
dan lo harus tau kewajiban lo sebagai kakak yang paling tua,,...
jadi mau enggak mau... suka-enggak suka... gw.. harus bisa menjadi orang yang dewasa,,, baru z search di google... gw dapet artikelnya... gw harap artikel ini bisa merubah gw... dan gw harap juga, artikel ini yang gw postkan ini bisa bermanfaat buat lo juga...
Arti Kedewasaan
Menurut anda kedewasasan itu apa yah?? saya tadi malam menerima sms dari temen saya yang menanyakan tentang arti kedewasaan itu. dan jawaban saya bahwa kedewasaan itu proses bertambahnya tanggung jawab yang dipengaruhi oleh umur dan pengalaman. banyak sic pendapat pendapat yang dikumpulkan temen saya itu di antaranya adalah sikap kita dimana bisa menerima kritik dan saran dari orang lain...dan ada yang berpendapat bahwa kedewasa itu orang yang dapat berfikir dan bersikap secara rasional,cermat,realistis,arif,berfikir luas dan kedewasaan adalah mental wat mlakukan hal-hal tersebut
Kesimpulan yang saya rangkum dari jawaban temen2 saya ialah bahwa sikap kedewasaan itu ialah suatu proses dimana seseorang menjadi lebih bisa menerima segala tanggung jawab dan yang menentukan pola pikir dari sikap kedewasaan ialah faktor pengalaman sehingga dia dapat berfikir dan bersikap secara rasional dan mampu menerima segala kritik guna menuju pribadi yang dewasa yang mempunyai kedewasaan
Karna sejatinya dewasa dan kedewasaan itu berbeda, dewasa ialah masa dimana setelah masa dewasa jadi dewasa erat kaitanya dengan usia seseorang, sedangkan kedewasaan tidak terbatas pada umur saja karna kedewasaan seseorang bisa dinilai dari cara seseorang menghadapi atau merepon sesuatu yang di hadapinya. jadi manusia yang mempunyi kedewasaan itu ialah pribadi yang sejatinya mau menerima apapun yang di berikan allah swt. dan slalu bersyukur jika diberikan nikmatnya.
Arti Kedewasaan Yang Sebenarnya
Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauh mana tingkat kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya dilihat dari kematangan emosionalnya.
1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
2.Memiliki kemampuan mengelola diri dari perasaan cemburu dan iri hati.
3.Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
4.Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
5.Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
6.Tidak berusaha menganalisis secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif tentang keberadaan dirinya.
7.Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
8.Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya tindakan persiapan.
9.Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
10.Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha membatasi sikap egois.
11.Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
12.Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
13.Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
14.Berusaha memperoleh kepemilikan (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
15.Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
16.Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu” diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
17.Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
18.Memiliki kesadaran akan ketidakamanan diri dan harga diri.
19.Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi sesaat.
20.Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.
Para ahli psikologi dan psikiater sepakat, bahwa kesuksesan seseorang ditandai dengan berkembangnya prestasi serta kematangan emosinya. Meski tidak ada orang yang menyangkal pernyataan ini, tetapi sedikit orang yang mengetahui secara pasti tentang bagaimana penampilan seseorang yang dewasa atau matang itu, bagaimana cara berpakaian dan berdandannya, bagaimana caranya menghadapi tantangan, bagaimana tanggung jawabnya terhadap keluarga, dan bagaimana pandangan hidupnya tentang dunia ini. Yang jelas kematangan adalah sebuah modal yang sangat berharga. Sesungguhnya apa yang disebut dengan kematangan atau kedewasaan itu?
Kedewasaan tidak selalu berkaitan dengan intelegensi. Banyak orang yang sangat brilian namun masih seperti kanak-kanak dalam hal penguasaan perasaannya, dalam keinginannya untuk memperoleh perhatian dan cinta dari setiap orang, dalam bagaimana caranya memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain, dan dalam reaksinya terhadap emosi. Namun, ketinggian intelektual seseorang bukan halangan untuk mengembangkan kematangan emosi. Malah bukti-bukti menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Orang yang lebih cerdas cenderung mempunyai perkembangan emosi yang lebih baik dan superior, serta mempunya kemampuan menyesuaikan diri atau kematangan sosial yang lebih baik.
Kedewasaan pun bukan berarti kebahagiaan. Kematangan emosi tidak menjamin kebebasan dari kesulitan dan kesusahan. Kematangan emosi ditandai dengan bagaimana konflik dipecahkan, bagaimana kesulitan ditangani. Orang yang sudah dewasa memandanng kesulitan-kesulitannya bukan sebagai malapetaka, tetapi sebagai tantangan-tantangan.
Apa sih kedewasaan/kematangan itu? Menurut kamus Webster, adalah suatu keadaan maju bergerak ke arah kesempurnaan. Definisi ini tidak menyebutkan preposisi "ke" melainkan "ke arah". Ini berarti kita takkan pernah sampai pada kesempurnaan, namun kita dapat bergerak maju ke arah itu. Pergerakan maju ini uniq bagi setiap individu. Dengan demikian kematangan bukan suatu keadaan yang statis, tapi lebih merupakan suatu keadaan "menjadi" atau state of becoming. Pengertian ini menjelaskan, suatu kasus misal, mengapa seorang eksekutif bertindak sedemikian dewasa dalam pekerjaannya, namun sebagai suami dan ayah ia banyak berbuat salah. Tak ada seseorang yang sanggup bertindak dan bereaksi terhadap semua situasi dan Aspek kehidupan dengan kematangan penuh seratus persen. Mereka dapat menangani banyak proble secara lebih dewasa. Berikut ini ada beberapa kualitas atau tanda mengenai kematangan seseorang. Namun, kewajiban setiap orang adalah menumbuhkan itu di dalam dirinya sendiri, dan menjadi bagian dari dirinya sendiri. Maka, orang yang dewasa/matang adalah:
1 Dia menerima dirinya sendiri
Eksekutif yang paling efektif adalah ia yang mempunyai pandangan atau penilaian baik terhadap kekuatan dan kelemahannya. Ia mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitis. Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif, dan bebas dari frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik, dan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik. Ia tidak berkepentingan untuk menandingin orang lain, melainkan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Dr. Abraham Maslow berkata, "Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat diusahakannya. Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing-pesaing.
2 Dia mengharagai orang lain
Eksekutif yang efektif pun bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda. Ia dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan itu, dan tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan Citra dirinya sendiri. Ini bukan berarti bahwa orang yang matang itu berhati lemah, karena jika kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri seseorang itu sudah sedemikian mengganggu tujuan secara keseluruhan, ia tak segan memberhentikannya. Ukuran yang paling tepat dan adil dalam hubungan dengan orang lain bahwa kita menghormati orang lain, adalah ketiadaan keinginan untuk memperalat atau memanipulasi orang lain tersebut.
3 Dia menerima tanggung jawab
Orang yang tidak dewasa akan menyesali nasib buruk mereka. Bahkan, mereka berpendapat bahwa nasib buruk itu disebabkan oleh orang lain. Sedangkan orang yang sudah dewasa malah mengenal dan menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan situasi dimana ia berbuat dan berada. Tanggung jawab adalah perasaan bahwa seseorang itu secara individu bertanggung jawab atas semua kegiatan, atau suatu dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus dan patut diperbuat dan diselesaikan. Mempercayakan nasib baik pada atasan untuk memecahkan persoalan diri sendiri adalah tanda ketidakdewasaan. Rasa aman dan bahagia dicapai dengan mempunyai kepercayaan dalam tanggung jawab atas kehidupan sendiri.
4 Dia percaya pada diri sendiri
Seseorang yang matang menyambut dengan baik partisipasi dari orang lain, meski itu menyangkut pengambilan keputusan eksekutif, karena percaya pada dirinya sendiri. Ia memperoleh kepuasan yang mendalam dari prestasi dan hal-hal yang dilaksanakan oleh anak buahnya. Ia memperoleh perasaan bangga, bersama dengan kesadaran tanggung jawabnya, dan kesadaran bahwa anak buadanya itu tergantung pada kepemimpinannya. Sedangkan orang yang tidak dewasa justru akan merasa sakit bila ia dipindahkan dari peranan memberi perintah kepada peranan pembimbing, atau bila ia harus memberi tempat bagi bawahannya untuk tumbuh. Seseorang yang dewasa belajar memperoleh suatu perasaan kepuasaan untuk mengembangkan potensi orang lain.
5 Dia sabar
Seseorang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia tidak akan menelan begitu saja saran yang pertama. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah. Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa adalah lebih baik mempunyai lebih dari satu rencana penyelesaian.
6 Dia mempunyai rasa humor
Orang yang dewasa berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi dia tidak akan menertawakan atau merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor semestinya merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis. Perasaan humor anda menyatakan sikap anda terhadap orang lain. Orang yang dewasa menggunakan humor sebagai alat melicinkan ketegangan, bukan pemukul orang lain.
indonesia indonesia[dot]com
ngotak ngatik[dot]blogspot[dot]com
adhiet doank[dot]wordpress[dot]com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar